Sabtu, 15 Januari 2011

Perjalanan serta sejarah singkat Kyokushin Union dan Shihan Ms Dadang Ub

Lahir pada tanggal 9 Agustus 1956 di Kota Intan Garut Jawa Barat, dari  pasangan Ayah Bachrudin (Almmarhum) seorang anggota militer pada kesatuan RPK-AD (Sekarang Kopassus) dengan Ibu Umayah (Almarhumah). Dilahirkan sebagai anak ke tiga dari sembilan bersaudara.Tumbuh dan berkembang dalam lingkungan  Komplek Militer, sejak setelah dilahirkan tinggal di Komplek Militer di Batujajar Bandung, dan pada tahun 1958 pindah ke Komplek RPK-AD  Cijantung Jakarta Timur mengikuti orang tua, sehingga sangat kental dan terbiasa dengan suasana yang penuh disiplin.
Menikah pada tahun 1981 dengan Tia Hertiawati, gadis Jakarta yang dikenalnya sejak duduk di bangku SMP. Dikaruniai empat orang anak, dua putra dan dua putri, 1. Lucky MFZ, 2. Oky MFZ, 3. S.Sarah Fariha, 4. S.Soraya Fauzia
Sejak kecil sudah gemar ber-olahraga dan seni, terutama seni beladiri. Saat itu beladiri yang dipelajari adalah Silat Tradisional. Latihan dilakukan pada malam hari dengan jadwal tiga kali dalam seminggu. Guru yang memberikan latihan berasal dari Jawa Tengah yang sudah lama tinggal di Jakarta bernama Pak Bewok (Almarhum) seorang PNS di Kesatuan RPK-AD Cijantung.
Pada tahun 1967 mulai mengenal beladiri Karate dari orang tua. Setelah mendapat pelajaran dasar-dasar Karate, mulai tertarik untuk mendalami beladiri tangan kosong ini, terlebih setelah mempelajari Karate aliran Kyokushin dari buku Mas Oyama pendiri Karate aliran Kyokushin, akhirnya  pada tahun 1969 secara resmi mengikuti latihan Karate aliran Shotokan.
Kakak seperguruan/Senpai Boy Crayn (Alm) dan Senpai Yohannes Souisa membuat termotivasi untuk terus berlatih, juga Sensei Baud (Alm) yang pertama kali membawa Karate ke Indonesia, Sensei Anton Lesiangi, Sensei Sabet Mukhsin, adalah merupakan figure/tokoh Karate yang menjadi idola.
Hari-hari latihan nyaris tidak pernah terlewatkan, tidak hanya di dojo, dirumahpun latihan selalu dilakukan, bahkan kerap mendatangi dojo lain untuk mengikuti latihan dengan tidak melihat perguruan atau aliran, semua dilakukan dengan serius, disiplin  dan semangat yang tinggi, itu tidak terlepas karena didikan orang tua yang selalu menekankan kepada Kejujuran, Disiplin, Hormat, Kerjakeras, Pantang menyerah,Bertanggung jawab, serta selalu  ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Setelah beberapa tahun latihan, untuk pertama kalinya membuka dojo di wilayah Pulo Mas Jakarta Timur pada tahun 1972, dan membantu melatih di salah satu Dojo di Rawamangun Jakarta Timur, namun itu tidak lama. Sejak tahun 1972 kegiatanpun semakin padat dengan menjadi Tim Sepak Bola Patra Yunior (Club Pertamina), Bola Volly dan Balap Motor. Ditengah-tengah padatnya kegiatan masih dapat menyisihkan waktu untuk berlatih silat dari seorang Guru Silat tradisional Betawi yang akrab dipanggil Kong Bewok (Almarhum). Pelatihan silat pun didapat dari Mang Eman (Paman) di Garut ketika saat libur sekolah.
Sekitar tahun 1976/1977 saat menjadi seorang Mahasiswa di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Koordinator Bandung di Garut, Seorang sahabat Idrus Affandi (sekarang sudah menjadi seorang Profesor di Bandung) pelatih perguruan Karate BKC dari Garut, menawarkan untuk mengikuti latihan dan membantu melatih di Garut karena kesibukannya kuliah di Bandung, yang kebetulan Assisten pelatihnya Jaki masih ada  hubungan keluarga . Tidak lama kegiatan berjalan, terpaksa harus meninggalkan Kota Garut untuk kembali ke Jakarta, Kohai (Adik seperguruan) Ade Robby ketika sama-sama mengikuti latihan di Cijantung, menawarkan untuk bergabung di perguruan Karate aliran Goju Ryu. Atas tawaran tersebut, maka dipertemukan dengan Pelatih Sensei Sucipto Hermawan dan Senpai M.Muslim sebagai Assistennya, akhirnya sejak tahun 1978 mulai aktif di perguruan Karate aliran Goju Ryu. Banyak pelajaran yang didapat dalam latihan yang memang sedikit banyak terdapat perbedaan dengan aliran Shotokan yang selama ini dipelajari.
Pada kesempatan yang tidak terlalu lama namun padat, mendapat pelatihan dari seorang pelatih aliran Goju-Ryu di Jepang Sensei Shibasaka yang kebetulan sedang mendapat tugas ke Indonesia dan tinggal di Jakarta, Sejak itu mulai mengembangkan Karate aliran Goju Ryu dan berhasil membuka beberapa dojo di daerah DKI Jakarta. Kegiatan melatih semakin padat, hampir setiap hari waktu terisi untuk melatih Karate. Semua itu dilakukan dengan sungguh-sunggug, tanggung jawab, ikhlas dan tanpa pamrih.
Arah kebijakan perguruan telah berubah, yang mana pada sekitar tahun 1981 bergabung dengan perguruan Karate aliran Kyokushin yang berpusat di Semarang dibawah pimpinan Sensei JB Sujoto. Penyesuaian tehnik dasar, Kata dan Kumite tanpa banyak kesulitan, karena teknik dasar Goju-Ryu tidak jauh berbeda dengan  Kyokushin, bahkan hampir seluruh Kata Kyokushin berasal dari Goju-Ryu dan Shotokan. Sejak itulah mulai memantapkan dan berkonsentrasi penuh pada Kyokushin.
Karate aliran Kyokushin pertama kali dibawa ke Indonesia dan dikembangkan oleh Shihan Nardi T Nirwanto sekitar tahun 1968. Namun sangat disayangkan sampai saat ini belum ada kesempatan untuk bertemu secara khusus, hanya ketika disaat mengikuti Kongres FORKI di Ciawi Bogor pada tahun 1996, itupun hanya beberapa saat. Semoga Tuhan akan mempertemukannya.
Tahun 1983, mengikuti latihan bersama yang dipimpin oleh Shihan Peter Chong (Ketua Kyokushin Asia ketika itu) yang dihadiri Sosai Mas Oyama di Cibubur, Jakarta Timur. Di tahun yang sama, beberapa Dojo telah berhasil dibuka di wilayah Bekasi dan Bandung. Kyokushin di Bekasi mendapat dukungan dan perhatian khusus dari Bapak Wawan Riswandi dan Bapak Drs Damanhuri Husein salah seorang pejabat Pemerintah Daerah di Kabupaten Bekasi, sehingga perkembangan Kyokushin di Kabupaten Bekasi begitu pesat.
Kepercayaan pun diberikan dari rekan-rekan perguruan Karate di Bekasi untuk memimpin FORKI Kabupaten Bekasi bersama Bapak Drs Damanhuri Husein. Seorang Pelatih dari perguruan INKAI Sempai Bambang Sadiman menjadi partner dalam melatih atlet-atlet FORKI Kabupaten Bekasi dan  beberapa pelatih lain, diantaranya, Senpai Syafri Kaliluddin, Senpai Franky Parengkuan, Senpai Yulius Sayuti, Senpai Marsudi . Beberapa atlet yang telah berhasil meraih prestasi dan menjadi atlet nasional diantaranya, Endah Jubaedah, Iin Hasanah, Neng Yulianti, Ribkah Angelia Tareja, Iwan Taher, Rizky Syahbana . Dan dari perjalanannya di FORKI Kabupaten Bekasi, menjadikannya sebagai pengurus FORKI Jawa Barat.
Tanggal 10 April 1991, diangkat menjadi Branch Chief untuk Indonesia oleh International Karate Organization Honbu Kyokushin Syogakukai Kyokushinkaikan, dengan sertifikat nomor 40606.
Tahun 1991, Mengikuti Kejuaraan Dunia ke 5 di Tokyo, Jepang, dan menyempatkan berkunjung ke Honbu (Markas Besar) di Ikebukuro.
Tahun 1992, Mengikutsertakan atlet dalam Kejuaraan Karate Full Contact Terbuka se Asia ke 5 di Colombo, Srilanka. Di tahun yang sama, mengikuti Kejuaraan Internasional Karate Singapore Terbuka, di Singapore.
Tahun 1994, Mengikuti Kejuaraan Karate Full Contact Terbuka se Asia ke 6 di Kathmandu, Nepal.
26 April 1994, Berduka, Sosai Masutatsu Oyama Pendiri Karate Kyokushin, Wafat. Setelah wafatnya Sosai Mas Oyama, International Karate Organization Kyokushinkaikan telah terpecah menjadi beberapa kubu, sehingga berdampak terhadap iklim pembinaan dan perkembangan Kyokushin di seluruh dunia.
Tahun 1994, mendapat penghargaan Pelatih Terbaik dari Pemerintah.
Tahun 1995, Mengikuti Kejuaraan Dunia Karate Terbuka ke 6 di Tokyo, Jepang.
Tahun 1999, bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Jadi Kabupaten Bekasi, mendapat penghargaan sebagai Pembina Olahraga Terbaik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, dan di tahun 2000 pada acara HAORNAS (Hari Olahraga Nasional) mendapat penghargaan sebagai Pelatih Terbaik.
Tahun 2001 adalah merupakan masa yang sulit, dimana dengan berat hati harus berpisah dalam organisasi dengan sahabat dan orang yang sangat dihormati dan dijadikan panutan, hal itu karena situasi dan kondisi yang menghendaki.
Hampir setiap malam merenung dan meminta kepada Tuhan YME untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan agar setiap langkah selalu di jalan-Nya. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka pada tanggal 9 Agustus 2001 didirikan International Karate Organization (IKO) Kyokushin-Kaikan Indonesia Rekan-rekan dari beberapa daerah memberikan dukungan dan perhatian atas berdirinya IKO Kyokushin-Kaikan Indonesia, diantaranya dari Jawa Tengah Bapak Drs Edianto Sudarmono, SE,MM,MBA, Bapak Agus Nurcahyo, SH (Alm), dari Jawa Barat Bapak Drs Damanhuri Husein, Senpai Yanto PH,S.Pd, Senpai Ir Priyanto M Joyosukarto, M.Eng, Senpai I Made Andri Wijaya, SE  dan masih banyak lagi yang lainnya, dari DKI Jakarta Senpai Dhani Iskandar, SE, Senpai Inin Pradara, Senpai Asep Suryana S, Senpai Yulius Palulungan, dari Kalimantan Selatan Sensei Marwan Sikumbang, kemudian Senpai Marudut Tampubolon, SH,MH, MM, Senpai Desmasa Wijaya (Aping), dari Kalimantan Timur Senpai Liangto, SH, dari Jawa Timur Sensei Fredy Yulianto (Alm), Senpai Agus Prihanto, Senpai Nyoto Sudibyo, dari NTB Senpai M Munzir MS. Untuk menyusun program kegiatan perguruan, maka dilaksanakan Rapat Nasional yang diikuti oleh perwakilan daerah dan dihadiri Ketua Dewan Penasehat, Bapak Irjen Pol (Pur) Prof DR Koesparmono Irsan, SH,SIK,MH,MA
Atas kerjasama para pelatih, pengurus, dan simpatisan untuk bekerja bersama-sama dalam mengemban dan mengembangkan perguruan, IKO Kyokushin-Kaikan Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup baik, walaupun didalam perjalanannya masih terdapat kekurangan – kekurangan, bahkan hambatan dan cobaan baik dari internal maupun eksternal.
Perpecahan ditubuh Kyokushin Internasional semakin terlihat, suratpun berdatangan dari Luar Negeri menawarkan/mengajak untuk bergabung, dan semua ditanggapi secara positif. Belum ada keputusan untuk bergabung kepada salah satu kubu. Setelah beberapa waktu yang cukup lama untuk mempelajari dan melihat perkembangan dunia internasional, maka memutuskan untuk mengadakan hubungan dengan All Japan Kyokushin Union, saat itu Direktur Jenderal Shihan Kazuyuki Hasegawa. Komunikasi pun terus berjalan.
April 2004, Atas dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari Bapak Drs. Edianto Sudarmono, SE, MM, dapat menghadiri undangan dari  International Karate Organization Kyokushin-Kaikan (IKOK) All Japan Kyokushin Union di Hongkong untuk mengikuti test menjadi anggota resmi All Japan Kyokushin Union dan teknik Karate Kyokushin untuk penyesuaian tingkatan yang dipimpin oleh Shihan Shigeru Tabata (Dirjen IKOK All Japan Kyokushin Union yang baru) dan Shihan Yashuhiro Shichinohe (Sekjen IKOK All Japan Kyokushin Union). Disamping mengikuti test, juga mendapat latihan teknik Karate secara khusus dan perwasitan.
Setelah mengikuti berbagai test, maka dinyatakan Lulus dengan hasil sangat memuaskan, dan resmi diangkat sebagai satu-satunya Ketua (Chairman) dan Perwakilan Negara (Country Representatif)  IKOK All Japan Kyokushin Union untuk Indonesia.
Ketika setelah kembali ke Tanah Air, seluruh pelatih/sabuk hitam diundang untuk mengikuti penyempurnaan teknik Karate Kyokushin selama tiga hari, yang kemudian kegiatan tersebut dijadikan kalender tetap tahunan perguruan yang disebut BBC (Black Belt Course).
Tahun 2007, Untuk pertama kalinya Direktur Jenderal IKOK All Japan Kyokushin Union Shihan Shigeru Tabata dan Sekretaris Jenderal, Shihan Yashuhiro Shichinohe datang ke Indonesia dalam rangka melihat secara dekat perkembangan Kyokushin Union di Indonesia. Selama di Indonesia para anggota sabuk hitam dari seluruh daerah mendapat latihan selama lima hari, dan dalam kesempatan itu pula sekitar 500 orang dari dojo-dojo yang berada di wilayah Jabodetabek mengikuti latihan di Cibubur
Januari 2008, Menguikuti Kejuaraan Dunia Karate Full Contact Terbuka di Okinawa Jepang. Atlet yang mewakili Kontingen Kyokushin Indonesia adalah, Ahmad Yani, Lucky MFZ, ST dan Rihen Ripelen. Indonesia masuk dalam 16 Besar Dunia atas nama Lucky MFZ, ST dari Bekasi, Jawa Barat.
Dalam kejuaraan dunia tersebut, mendapat tugas sebagai Dewan Pertimbangan yang terdiri dari 12 orang dari beberapa negara, sebelas diantaranya yaitu : Shihan Kazuyuki Hasegawa (Jepang), Shihan Daigo Oishi (Jepang), Shihan Yukio Okada (Jepang), Shihan Seiji Kanamura (USA), SWhihan Eddie Emin (Australia), Shihan Peter Von Rotz (Switzerland), Shihan Bas Van Stenis (South Africa), Shihan Jorge Buston (Panama), Roel Wildeboer (Netherland), Sensei Gheorghe Bradu (Romania), Sensei Soichi Tashiro (Hongkong). Hal ini adalah merupakan suatu kepercayaan dan penghargaan yang cukup besar dari IKOK All Japan Kyokushin Union.
Selama di Okinawa mendapat latihan teknik Karate Kyokushin  dari Shihan Daigo Oishi (Ketua Lembaga Kenaikan Tingkat) di Dojo Pusat, dan mengikuti test/ujian kenaikan tingkat DAN VII (Nana Dan), serta mengikuti seminar dengan para peserta dari perwakilan Kyokushin seluruh dunia yang dipimpin oleh Shihan Shigeru Tabata (Direktur Jenderal IKOK All Japan Kyokushin Union)



1 komentar:

  1. To
    M.S. Dadang

    Sir
    Hopefully you and all the ones close to you are doing fine. This is my
    first ever written conversation after a visit at Toyam City (3rd
    world Championship),Japan 2012 .With due regard I would like to inform
    you that I as per the suggestion of S. Shihan I have to appear before
    the seminar November 8 ~ 10 Indonesia Black Belt Course attending
    Japanese Instructor and championship “Menpora Cup” National
    Championship on December ,organized by you ,for my gradation test of
    Ni Dan .Also some student of my dojo is highly willing to appear at
    that said tournament. Before that I have some quarries.

    1. Your name has been furnished as a representative of Indonesia at
    the official website of SoKyokushin.

    2. If so then how can you be at the All Japan Kyokushin Union.
    You are once again requested to make me clear about the cited confusion.
    Again your good self is requested that if you are a member of AJKU
    then please send me the invitation for the “Menpora Cup & seminar.


    Osu
    Abhijit seal.
    India

    BalasHapus