Senin, 14 Maret 2011

Lawsuit outcome of Kyokushin's Name and Mark

Kyokushinkaikan : 10 years of confrontation in Court

On September 30, and October 1, 2003, there were some articles in various national Japanese newspapers and regional newspapers with head titles such as "Prohibition of use of marks, Kyokushin Karate' Kancho' loses lawsuit ", "Kyokushinkaikan, Successor not concluded", "Judgment passed use of Kyokushin's name authorized to disciples", etc.
These are the publications announcing the court ruled altogether in our favor against Mr Shokei Matsui who appointed himself as Kancho of the Kyokushinkaikan, and secretly acquired the Kyokushin's names and marks and who told us not to obstruct him in using the Kyokushin's names and marks.
A lawsuit was filed with the Tokyo District Court, plaintiffs Mr Daigo Oishi, Mr Yasuo Takahashi, Mr Shigeru Tabata, Mr Yasuhiro Shichinohe and Mr Yasuhiro Kuwajima, 5 Shihans from our side and with the Osaka District Court, plaintiffs Mr Yukio Okada, Mr Kazuyuki Hasegawa, Mr Riichi Setto, Mr Jun Miwa and Mr Shigenori Sakamoto, another 5 Shihans from our side. So, we had 2 independant lawsuits going on at the same time, of which by coincidence the judgment came one after the other.
The court ruled against Mr Matsui, at any rate we can run our dojo under Kyokushinkaikan, put advertisements, hold Kyokushin tournaments freely having the rights to use the Kyokushin's names, marks and logo, etc.
At the same time the court declared that it is illegal to obstruct us using the Kyokushin's names and marks and ordered the defendant pay a compensation fee of totalling Yen 4.6million for the losses that we suffered.
The three main points of the judgment are as follows :
1) Mr Matsui claims that there was a Will of the founder of Kyokushinkaikan, Sosai Masutatsu Oyama getting him the position of the successor-kancho.
But Sosai Masutatsu Oyama's family filed a protest against the Will, as they suspected it to be a forgery. First the Tokyo Family Affairs Court, next the Tokyo High Court and last the Supreme Court ruled that "It cannot be recognized that this Will originates from the real intention of Sosai Oyama".
Taking this into account, Mr Matsui declared himself as successor / At that time Mr Matsui lost the authority to claim being the successor of Sosai Masutatsu Oyama, Kyokushinkaikan.
Also third persons who claim to have heahttp://www.kyokushin-rengokai.com/english/saiban_e.htmlhttp://www.kyokushin-rengokai.com/english/saiban_e.htmlrd directly from Sosai Masutatsu Oyama that he wanted
Mr Matsui to be his successor, such verbal evidences miss credibility and cannot be approved.
2) The Kyokushinkaikan such as it was under Sosai Masutatsu Oyama split in several groups after he passed away, because of several influences.
Mr Matsui declared himself Kancho of the whole Kyokushinkaikan. But Mr Matsui is the representative of one group.
Mr Matsui claimed that the groups that separated themselves from the Matsui-group were no longer Kyokushin. But Kyokushinkaikan is not only the Matsui-group, the court clarified claiming otherwise is erroneous.
3) Sosai Oyama who was leading "Kyokushinkaikan", was the symbol of it. It is known that he spread Kyokushin and made it well-known.
He was successful in doing so because he could count on the cooperation of the members of his organization, such as Branch Chiefs and sub-Branch Chiefs, who for long years ran dojo and held tournaments under the name of Kyokushinkaikan.
When Sosai Masutatsu Oyama was still with us he granted the use of the Kyokushin's names and marks to his Branch Chiefs and sub-Branch Chiefs as a matter of course.
As the circumstances were as such, and Mr Matsui not being Sosai Masutatsu Oyama's successor, being no more than just the representative of one group he does not have the right to prohibit other Kyokushin Branch Chiefs and sub-Branch Chiefs the use of the Kyokushin's names and marks, even if he has registered them.
If he prevents the use of Kyokushin's names and marks, he abuses his privileges, and if by doing so he causes losses, he has to pay compensation as it is illegal.
Both the judgments of the Tokyo District Court and the Osaka District Court have endorsed our overall claim up to now. After Sosai Masutatsu Oyama passed away there was a big confusion in the Kyokushin Karate World, that kept going on.
We think the future of the Kyokushin Karate World is without divergence brighter from now on
as the contents of this judgment are : "Mr Matsui has no authority to be Kyokushinkaikan Kancho
and Mr Shokei Matsui does not have the monopoly of the use of names and marks related to Kyokushin Karate."
We, the 10 plaintiffs who filed this lawsuit, have started up the All Japan Kyokushin Union in December 2001 in order to spread and develop in the right way Kyokushin Karate as it was transmitted by the founder Sosai Masutatsu Oyama. No matter in how many groups the Kyokushin Karate World is split, we want to overcome the borders of the groups and unite in "Kyokushin".
We hope that the result of this lawsuit will bring us one step closer to getting together the Kyokushin Karate World.

Kamis, 10 Maret 2011

PERSYARATAN DASAR DAN WAKTU SEBELUM MENEMPUH UJIAN (SABUK HITAM)

Kurikulum International Kyokushinkaikan Organization Indonesia (All Japan Kyokushin Union)

-= SABUK PUTIH ( Kyu 10 & 9 ) =-

A. TEKNIK

Kihon ( Dasar )

1. Tachikata ( kuda-kuda)

Heisoku Dachi Musubi Dachi Heiko Dachi Fudo Dachi
Uchihachiji Dachi Sanchin Dachi Moroashi Dachi Zenkutsu Dachi
Kiba Dachi Shiko Dachi Tsuruashi Dachi Kokutsu Dachi
Nekoashi Dachi Kakeashi Dachi

2. Tsuki (pukulan)

Seiken Chudan Tsuki Seiken Jodan Tsuki Seiken Ago Uchi Seiken Shita Tsuki Uraken Gammen Uchi Uraken Sayu Uchi Uraken Hizo Uchi Uraken Mawashi Uchi Hiji Chudan Ate Hiji Jodan Ate Hiji Age Uchi Hiji Yoko Ate
Hiji Ushiro Uchi Hiji Oroshi Uchi Shuto Mawashi Gammen Uchi
Shuto Sakotsu Uchi Shuto Uchi Uchi Shuto Mawashi Hizo Uchi
Shuto Sakotsu Uchikomi

3. Uke ( Tangkisan )

Jodan Uke Chudan Soto Uke Chudan Uchi Uke Gedan Barai
Chudan Uchi Uke Gedan Barai

4. Keri ( Tendangan )

Mae Keage Uchimawashi Sotomawashi Hiza Geri
Kakato Geri Kin Geri Mae Geri Mawashi Geri
Yoko Keage Yoko Geri Kansetsu Geri Ushiro Geri

5. Kokyu Ho ( Teknik Pernapasan )

Nogare I & II
Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .

Ido Kihon ( Dasar dalam gerakan melangkah )
Dalam sikap Zenkutsu Dachi : melangkah kedepan dan kebelakang ( mundur ) . atau melangkah kedepan lalu putar .Dikombinasikan dengan satu teknik lain ( Tsuki, Keri, Uke ) , mis : Zenkutsu Dachi + Seiken Oi Tsuki atau Gyaku Tsuki ) . Sekarang lakukan juga dengan Sikap Sanchin Dachi .

Kata ( Jurus )
Kihon Kata Ichi , Taikyoku Sono Ichi & Ni , Sokugi Taikyoku Sono Ichi .

B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Hanya menangkis serangan :
-. Menangkis dengan tangan terhadap serangan Tsuki .
-. Menangkis dengan kaki terhadap serangan Tsuki .
-. Menangkis dengan tangan terhadap Keri .

C. CONDITIONING ( Pengondisian )
Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
-. Kelenturan : kepala mencapai lantai dari posisi duduk dengan kaki terlentang lebar.
-. Push-up : 20 kali ( tangan dikepal ; menggunakan kento - jari tengah dan telunjuk ).
-. Jumping Squat : 20 kali . -. Sit-Up : 20 kali. -. Chin-Up : 3 kali
-. Hand Stand : 20 detik ( dengan ditahan oleh pasangannya)
-. Back Exercise : 20 kali ( tertelungkup, pergelangan kaki dipegang pasangannya, kedua tangan memegang kepala, angkat badannya setinggi mungkin ) .
-. Tendangan lompat ( Tobi Geri ) : mencapai ketinggian setinggi diri sendiri .

D. UJIAN TERTULIS
Terminology (istilah2) , philosophy , dojo kun .

E. WAKTU
4 bulan : 4 bln x 8 kali x 2 jam = 64 jam

===========================================

-= SABUK BIRU ( Kyu 8 & 7 ) =-

A. TEKNIK

Kihon ( Dasar )

1. Tachikata ( kuda-kuda)

Tetap diulang-ulang agar dikuasai dengan baik dan mantap .

2. Tsuki (pukulan)
Dilatih juga teknik pukulan dengan Tettsui , Shotei , Nukite .

3. Uke ( Tangkisan )
Dilatih juga teknik tangkisan Morote Uke , Mawashi Uke, Shuto Mawashi Uke .

4. Keri ( Tendangan )

Tetap diberi secara lengkap seluruh tendangan .

5. Kokyu Ho ( Teknik Pernapasan )

Ibuki

Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .

Ido Kihon ( Dasar dalam gerakan melangkah )

Sikap Kokutsu / Nekoashi Dachi : melangkah kedepan dan kebelakang ( mundur ), putar . Dikombinasikan dengan satu teknik lain ( Tsuki, Keri, Uke ) , mis : Kokutsu Dachi + Seiken Oi Tsuki atau Gyaku Tsuki ) . Jumlah pukulan ditambah, mis. Kokutsu Dachi + Nihon Tsuki , Sambon Tsuki . Masih dengan Kokutsu / Nekoashi Dachi melakukan : Shuto Mawashi Uke, Gyaku Tsuki . Posisi Kiba Dachi : Kaki menyilang didepan atau belakang melangkah kesam-ping (Mae Kosa, Ushiro Kosa ) melakukan Yoko Geri . Atau memutar badan melakukan mis : Jun Tsuki / Tettsui. Sekarang ditambahkan dengan serangan, mis : Zenkutsu Dachi + Jodan Uke-Seiken Chudan Gyaku Tsuki.Atau Zenkutsu Dachi+Mae Geri-Seiken Chudan Tsuki .

Kata ( Jurus )
Kihon Kata Ni , Taikyoku Sono San , Sokugi Taikyoku Sono Ni & San ( Kyu 8 )
Pinan Sono Ichi & Ni , Sanchin ( Kyu 7 )

B. KUMITE ( Pertarungan )

Yakusoku Kumite

Hanya menangkis serangan :
Sekarang lebih bervariasi, mis : pihak menyerang dengan tangan - tangan - kaki ; tangan - kaki - tangan dstnya. Begitu juga pihak menangkis . Lakukan Sambon Kumite .
Jiyu Kumite : 60 detik
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait . Semua tata cara, tingkah laku di perhatikan, kemudian lakukan serangan dengan kiai, cepat ,bertenaga , tanpa dikenai sasaran . Kemudian melatih menangkis dengan mengait terhadap serangan tangan maupun kaki . Berulang-ulang hingga mahir .

C. CONDITIONING ( Pengondisian )

Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
-. Kelenturan : kepala mencapai lantai dari posisi duduk dengan kaki terlentang lebar.
-. Push-up : 40 kali ( tangan dikepal ; menggunakan kento - jari tengah dan telunjuk ); juga melakukan dengan seluruh jari untuk menahan badan .
-. Jumping Squat : 40 kali . -. Sit-Up : 40 kali . -. Chin-Up : 6 kali .
-. Hand Stand : 40 detik ( dengan ditahan oleh pasangannya)
-. Back Exercise : 40 kali ( tertelungkup, pergelangan kaki dipegang pasangannya, kedua tangan memegang kepala, angkat badannya setinggi mungkin ) .
-. Tendangan lompat ( Tobi Geri ) : mencapai ketinggian setinggi diri sendiri + 15 cm .

D. UJIAN TERTULIS
Terminology (istilah2) , philosophy , dojo kun .

E. WAKTU
8 bulan : 8 bln x 8 kali x 2 jam = 128 jam

===========================================

-= SABUK KUNING ( Kyu 6 & 5 ) =-

A. TEKNIK

Kihon ( Dasar )

1. Tachikata ( kuda-kuda)

Tetap diulang-ulang agar dikuasai dengan baik dan mantap .

2. Tsuki (pukulan)

Ditambahkan teknik pukulan : Koken Uchi, Haito Uchi, Morote Tsuki

3. Uke ( Tangkisan )

Ditambahkan teknik tangkisan : Koken Uke, Haito Uchi, Juji Uke .

4. Keri ( Tendangan )

Tetap diberi secara lengkap seluruh tendangan .

5. Kokyu Ho ( Teknik Pernapasan )

Ibuki

Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .


Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )

Ditambahkan lebih banyak ragam , mis : Dako Ido ( sudut 45 derajat ) = 45 derajat Kiba Dachi + Gedan Barai . Kombinasi pukulan lebih diperbanyak . Rangkaian-rangkai Kata dapat juga diberikan .

Kata ( Jurus )
Pinan Sono San , Yantsu ( Kyu 6 )
Pinan Sono Yon , Tsuki No Kata ( Kyu 5 )

B. KUMITE ( Pertarungan )

Yakusoku Kumite

Perbanyak latihan Sambon Kumite , Ippon Kumite .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 3 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait . Sekarang lakukan sungguh-sungguh. Cari pasangan yang seimbang . Berikan dorongan agar berani melakukannya hingga selesai . Peran seorang Pelatih sangat penting agar orang timbul keberanian untuk melaksanakan Jiyu Kumite hingga selesai. Pemahaman serta dorongan spirit sangat diperlukan. Semua yang sekarang sudah senior juga pernah mengalami pergolakan mental seperti mereka ketika baru mulai latihan. Kalau ingin melangkah lebih jauh, maka pengalaman kumite ini harus berani dilalui .

C. CONDITIONING ( Pengondisian )

Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
-. Kelenturan : kepala mencapai lantai dari posisi duduk dengan kaki terlentang lebar.
-. Push-up : 50 kali . -. Jumping Squat : 50 kali. -. Hand Stand : 50 detik .
-. Sit-Up : 50 kali . -. Chin Up : 10 kali. -. Back Exercise : 50 kali .
-. Tendangan lompat ( Tobi Geri ) : mencapai ketinggian setinggi diri sendiri + 20 cm .

D. UJIAN TERTULIS
Terminology (istilah2) , philosophy , dojo kun .

E. WAKTU
8 bulan : 8 bln x 8 kali x 2 jam = 128 jam

===========================================

-= SABUK HIJAU ( Kyu 4 & 3 ) =-

A. TEKNIK

Kihon ( Dasar )
Lakukan sama seperti sabuk kuning .

Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )
Melatih melangkah dalam sikap kuda-kuda pertarungan ( Kumite No Kamae )

Kata ( Jurus )
Pinan Sono Go , Gekisai Dai ( Kyu 4 )
Taikyoku Soni Ichi Ura & Ni Ura & San Ura ( Kyu 3 )

B. KUMITE ( Pertarungan )

Yakusoku Kumite

Perbanyak latihan mengait dalam sikap kuda-kuda pertarungan , Foot Work .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 5 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait / Irama / Kombinasi ( pukulan dan tendangan seimbang) / Foot Work .

C. CONDITIONING ( Pengondisian )

Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
-. Kelenturan : kepala mencapai lantai dari posisi duduk dengan kaki terlentang lebar.
-. Push-up : 60 kali . -. Jumping Squat : 60 kali. -. Hand Stand : 60 detik .
-. Sit-Up : 60 kali. -. Chin Up : 12 kali . -. Back Exercise : 60 kali .
-. Tendangan lompat ( Tobi Geri ) : mencapai ketinggian setinggi diri sendiri + 30 cm .

D. UJIAN TERTULIS
Terminology (istilah2) , philosophy , dojo kun .

E. WAKTU
8 bulan : 8 bln x 8 kali x 2 jam = 128 jam

===========================================

-= SABUK COKLAT ( Kyu 2 & 1 ) =-

A. TEKNIK

Kihon ( Dasar )
Lakukan sama seperti sabuk hijau

Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )
Perbanyak latihan dalam kuda-kuda pertarungan ( Kumite No Kamae ) .

Kata ( Jurus )
Pinan Sono Ichi Ura & Ni Ura , Saifa , Gekisai Sho ( Kyu 2 )
Pinan Sono San Ura & Yon Ura & Go Ura , Tensho ( Kyu 1 )

B. KUMITE ( Pertarungan )

Yakusoku Kumite

Perbanyak latihan mengait dalam sikap kuda-kuda pertarungan , Foot Work .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 10 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait / Irama / Kombinasi ( pukulan dan tendangan seimbang) / Foot Work .

C. CONDITIONING ( Pengondisian )

Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
-. Kelenturan : kepala mencapai lantai dari posisi duduk dengan kaki terlentang lebar.
-. Push-up : 100 kali. -. Jumping Squat : 100 kali. -. Hand Stand : 100 kali
-. Sit-Up : 100 kali. -. Chin Up : 15 kali. -. Back Exercise : 70 kali
-. Tendangan lompat ( Tobi Geri ) : mencapai ketinggian setinggi diri sendiri + 30 cm .
Tobi Ushiro Geri / Tobi Ushiro Mawashi Geri ( kanan & kiri ) .

D. TAMESHIWARI
Lebih banyak dari standard IKO Tournament Rule .

E. UJIAN TERTULIS
Terminology (istilah2) , philosophy , dojo kun .

F. WAKTU
16 bulan : 16 bln x 8 kali x 2 jam = 256 jam

Aliran Dalam Karate

Ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF (Japan Karate Federation) ” adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi (Shoto=’Pine-waves’)
Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi.
Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Tambahan :
Shotokan memang berasal dr Funakoshi sensei setelah dia pindah ke Jepang. Namun yg dia bawa/pelajari tidak mewakili apa yg ada di Okinawa, hanya sebagian saja. Karena dia hanya belajar pada Okinawan Master di daerah Shuri-Tomari.
Dan setelah di bawa ke Jepang, byk teknik yg dikebiri agar tidak kontra dng beladiri yg sudah ada seperti sumo, jujutsu, nippon kenpo. Setelah Funakoshi wafat, terdapat clash antara murid dia kubu Nakayama (yg memboikot acara perabuan Funakoshi) & kubu Egami. Nakayama meneruskan JKA (dikenal sbg Shotokan) dan Egami meneruskan Shotokai.
Shotokan terdapat 26 Kata (rejecting Taikyoku (ada 3 seri) & Ten no Kata (ada 2 seri))
Shotokai mempertahankan 15 Kata yg memang diajarkan oleh Funakoshi (tidak menambahkan Kata baru)

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Tambahan :
Goju-ryu, nama ini disematkan pada kelompok latihan yg dipimpin oleh Miyagi Chojun setelah dia mendapat kabar dr murid2nya setelah mengikuti Festival karena ditanya dari aliran apa. Miyagi sensei menggunakan nama Goju berdasarkan pemahaman yg terdapat pada Bubishi dalam bab Kenpo Hakku mengenai teknik Keras & Lembut. Makanya nama Goju disematkan untuk kelompok dia. Mengenai SanChin, sanchin bukan pernapasan dasar, namun SanChin adalah tiga pertempuran untuk menuju sinkronisasi antara body, mind & spirit. Goju-ryu yg terdapat di Okinawa, berbeda dengan Goju-ryu yg terdapat di Jepang (Yamaguchi-ha).

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Tambahan :
Shito-ryu bukan dikenal sbg ahli memainkan kata (mentang2 kata yg ada di syllabus nya byk?). Namun, karena Mabuni sensei belajar dr 2 Okinawan Master: Higaonna Kanryo & Itosu Anko. Nama shito adalah gabungan dr nama kedua master itu. Dan mengapa kata dalam kelompok Shito itu byk? Karena Shito-ryu adalah kumpulnya dr bbrp praktisi seangkatan dr Mabuni, dan mendaftarkan kata2 apa aja yg mereka pelajari. Maka terkumpullah kata tersebut hingga ada byk.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Tambahan :
Wado-ryu adalah gabungan antara Shotokan (jaman Funakoshi angkatan awal) dengan shindo yoshin-ryu jujutsu. Seperti halnya pada kelompok latihan dari Ryobukai. Cman Ryobukai tidak influenced by jujutsu. Slaen blajar sama Funakoshi, Otsuka juga belajar sama Motobu & Miyagi, maka terdapat bbrp kata yg juga dipakai oleh Shito dan Goju.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:

1. Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Tambahan :
Kyokushin, didirikan oleh Oyama setelah dia belajar Shotokan karate pada Funakoshi sensei & belajar Goju-ryu pada So Nei Chu sensei & Yamaguchi sensei. Setelah dia berlatih 2 tahun di gunung, dia kembali ke kota dan mencoba kemampuannya kepada bbrp praktisi. Yg akhirnya dia mendirikan kelompok latihan yg bernama Oyama Dojo, kemudian beralih nama menjadi Kyokushin.

2. Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Tambahan :
Shorin-ryu, bermakna hutan pinus. berasal dari daerah Shuri & Tomari. Pelopornya adalah Matsumura Sokon sensei. Itosu sensei hanya sbg penerusnya. Karakternya adalah serangan yg lurus cepat dan dng tangkisan yg memotong. Walopun Shorin ryu adalah Eyang perguruan yg dianut shotokan, namun pada Shotokan sudah byk terdapat perbedaan yg mencolok.

3. Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

Tambahan :
Uechi-ryu, kelompok latihan ini dipelopori oleh Uechi Kanbun sensei yg belajar sama Sushiwa. Dan dia meneruskan belajar Pangainoon (Hunggar) di china. Dan merupakan kungfu Tiger-Crane. Fokusnya terdapat pada teknik piercing, slashing, thrusting & iron body. Seperti pada Goju dng menerima serangan menggunakan teknik sirkular, namun rythm yg digunakan sedikit berbeda (Goju influence dr Bai He; White Crane)

(dirangkum dari berbagai sumber )

Minggu, 16 Januari 2011

GHASUKU NASIONAL IKO KYOKUSHINKAIKAN (ALL JAPAN KYOKUSHIN UNION)

Ghasuku Nasional IKO Kyokushinkaikan Indonesia ( All Japan Union Kyokushin) tahun ini insya allah akan di adakan tanggal 22-23 Januari 2011 di Penginapan Yayasan Putra Bahagia, Jl Jeprah Rt 03/02 Cimacan, Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Osu,

Sabtu, 15 Januari 2011

Perjalanan serta sejarah singkat Kyokushin Union dan Shihan Ms Dadang Ub

Lahir pada tanggal 9 Agustus 1956 di Kota Intan Garut Jawa Barat, dari  pasangan Ayah Bachrudin (Almmarhum) seorang anggota militer pada kesatuan RPK-AD (Sekarang Kopassus) dengan Ibu Umayah (Almarhumah). Dilahirkan sebagai anak ke tiga dari sembilan bersaudara.Tumbuh dan berkembang dalam lingkungan  Komplek Militer, sejak setelah dilahirkan tinggal di Komplek Militer di Batujajar Bandung, dan pada tahun 1958 pindah ke Komplek RPK-AD  Cijantung Jakarta Timur mengikuti orang tua, sehingga sangat kental dan terbiasa dengan suasana yang penuh disiplin.
Menikah pada tahun 1981 dengan Tia Hertiawati, gadis Jakarta yang dikenalnya sejak duduk di bangku SMP. Dikaruniai empat orang anak, dua putra dan dua putri, 1. Lucky MFZ, 2. Oky MFZ, 3. S.Sarah Fariha, 4. S.Soraya Fauzia
Sejak kecil sudah gemar ber-olahraga dan seni, terutama seni beladiri. Saat itu beladiri yang dipelajari adalah Silat Tradisional. Latihan dilakukan pada malam hari dengan jadwal tiga kali dalam seminggu. Guru yang memberikan latihan berasal dari Jawa Tengah yang sudah lama tinggal di Jakarta bernama Pak Bewok (Almarhum) seorang PNS di Kesatuan RPK-AD Cijantung.
Pada tahun 1967 mulai mengenal beladiri Karate dari orang tua. Setelah mendapat pelajaran dasar-dasar Karate, mulai tertarik untuk mendalami beladiri tangan kosong ini, terlebih setelah mempelajari Karate aliran Kyokushin dari buku Mas Oyama pendiri Karate aliran Kyokushin, akhirnya  pada tahun 1969 secara resmi mengikuti latihan Karate aliran Shotokan.
Kakak seperguruan/Senpai Boy Crayn (Alm) dan Senpai Yohannes Souisa membuat termotivasi untuk terus berlatih, juga Sensei Baud (Alm) yang pertama kali membawa Karate ke Indonesia, Sensei Anton Lesiangi, Sensei Sabet Mukhsin, adalah merupakan figure/tokoh Karate yang menjadi idola.
Hari-hari latihan nyaris tidak pernah terlewatkan, tidak hanya di dojo, dirumahpun latihan selalu dilakukan, bahkan kerap mendatangi dojo lain untuk mengikuti latihan dengan tidak melihat perguruan atau aliran, semua dilakukan dengan serius, disiplin  dan semangat yang tinggi, itu tidak terlepas karena didikan orang tua yang selalu menekankan kepada Kejujuran, Disiplin, Hormat, Kerjakeras, Pantang menyerah,Bertanggung jawab, serta selalu  ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Setelah beberapa tahun latihan, untuk pertama kalinya membuka dojo di wilayah Pulo Mas Jakarta Timur pada tahun 1972, dan membantu melatih di salah satu Dojo di Rawamangun Jakarta Timur, namun itu tidak lama. Sejak tahun 1972 kegiatanpun semakin padat dengan menjadi Tim Sepak Bola Patra Yunior (Club Pertamina), Bola Volly dan Balap Motor. Ditengah-tengah padatnya kegiatan masih dapat menyisihkan waktu untuk berlatih silat dari seorang Guru Silat tradisional Betawi yang akrab dipanggil Kong Bewok (Almarhum). Pelatihan silat pun didapat dari Mang Eman (Paman) di Garut ketika saat libur sekolah.
Sekitar tahun 1976/1977 saat menjadi seorang Mahasiswa di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Koordinator Bandung di Garut, Seorang sahabat Idrus Affandi (sekarang sudah menjadi seorang Profesor di Bandung) pelatih perguruan Karate BKC dari Garut, menawarkan untuk mengikuti latihan dan membantu melatih di Garut karena kesibukannya kuliah di Bandung, yang kebetulan Assisten pelatihnya Jaki masih ada  hubungan keluarga . Tidak lama kegiatan berjalan, terpaksa harus meninggalkan Kota Garut untuk kembali ke Jakarta, Kohai (Adik seperguruan) Ade Robby ketika sama-sama mengikuti latihan di Cijantung, menawarkan untuk bergabung di perguruan Karate aliran Goju Ryu. Atas tawaran tersebut, maka dipertemukan dengan Pelatih Sensei Sucipto Hermawan dan Senpai M.Muslim sebagai Assistennya, akhirnya sejak tahun 1978 mulai aktif di perguruan Karate aliran Goju Ryu. Banyak pelajaran yang didapat dalam latihan yang memang sedikit banyak terdapat perbedaan dengan aliran Shotokan yang selama ini dipelajari.
Pada kesempatan yang tidak terlalu lama namun padat, mendapat pelatihan dari seorang pelatih aliran Goju-Ryu di Jepang Sensei Shibasaka yang kebetulan sedang mendapat tugas ke Indonesia dan tinggal di Jakarta, Sejak itu mulai mengembangkan Karate aliran Goju Ryu dan berhasil membuka beberapa dojo di daerah DKI Jakarta. Kegiatan melatih semakin padat, hampir setiap hari waktu terisi untuk melatih Karate. Semua itu dilakukan dengan sungguh-sunggug, tanggung jawab, ikhlas dan tanpa pamrih.
Arah kebijakan perguruan telah berubah, yang mana pada sekitar tahun 1981 bergabung dengan perguruan Karate aliran Kyokushin yang berpusat di Semarang dibawah pimpinan Sensei JB Sujoto. Penyesuaian tehnik dasar, Kata dan Kumite tanpa banyak kesulitan, karena teknik dasar Goju-Ryu tidak jauh berbeda dengan  Kyokushin, bahkan hampir seluruh Kata Kyokushin berasal dari Goju-Ryu dan Shotokan. Sejak itulah mulai memantapkan dan berkonsentrasi penuh pada Kyokushin.
Karate aliran Kyokushin pertama kali dibawa ke Indonesia dan dikembangkan oleh Shihan Nardi T Nirwanto sekitar tahun 1968. Namun sangat disayangkan sampai saat ini belum ada kesempatan untuk bertemu secara khusus, hanya ketika disaat mengikuti Kongres FORKI di Ciawi Bogor pada tahun 1996, itupun hanya beberapa saat. Semoga Tuhan akan mempertemukannya.
Tahun 1983, mengikuti latihan bersama yang dipimpin oleh Shihan Peter Chong (Ketua Kyokushin Asia ketika itu) yang dihadiri Sosai Mas Oyama di Cibubur, Jakarta Timur. Di tahun yang sama, beberapa Dojo telah berhasil dibuka di wilayah Bekasi dan Bandung. Kyokushin di Bekasi mendapat dukungan dan perhatian khusus dari Bapak Wawan Riswandi dan Bapak Drs Damanhuri Husein salah seorang pejabat Pemerintah Daerah di Kabupaten Bekasi, sehingga perkembangan Kyokushin di Kabupaten Bekasi begitu pesat.
Kepercayaan pun diberikan dari rekan-rekan perguruan Karate di Bekasi untuk memimpin FORKI Kabupaten Bekasi bersama Bapak Drs Damanhuri Husein. Seorang Pelatih dari perguruan INKAI Sempai Bambang Sadiman menjadi partner dalam melatih atlet-atlet FORKI Kabupaten Bekasi dan  beberapa pelatih lain, diantaranya, Senpai Syafri Kaliluddin, Senpai Franky Parengkuan, Senpai Yulius Sayuti, Senpai Marsudi . Beberapa atlet yang telah berhasil meraih prestasi dan menjadi atlet nasional diantaranya, Endah Jubaedah, Iin Hasanah, Neng Yulianti, Ribkah Angelia Tareja, Iwan Taher, Rizky Syahbana . Dan dari perjalanannya di FORKI Kabupaten Bekasi, menjadikannya sebagai pengurus FORKI Jawa Barat.
Tanggal 10 April 1991, diangkat menjadi Branch Chief untuk Indonesia oleh International Karate Organization Honbu Kyokushin Syogakukai Kyokushinkaikan, dengan sertifikat nomor 40606.
Tahun 1991, Mengikuti Kejuaraan Dunia ke 5 di Tokyo, Jepang, dan menyempatkan berkunjung ke Honbu (Markas Besar) di Ikebukuro.
Tahun 1992, Mengikutsertakan atlet dalam Kejuaraan Karate Full Contact Terbuka se Asia ke 5 di Colombo, Srilanka. Di tahun yang sama, mengikuti Kejuaraan Internasional Karate Singapore Terbuka, di Singapore.
Tahun 1994, Mengikuti Kejuaraan Karate Full Contact Terbuka se Asia ke 6 di Kathmandu, Nepal.
26 April 1994, Berduka, Sosai Masutatsu Oyama Pendiri Karate Kyokushin, Wafat. Setelah wafatnya Sosai Mas Oyama, International Karate Organization Kyokushinkaikan telah terpecah menjadi beberapa kubu, sehingga berdampak terhadap iklim pembinaan dan perkembangan Kyokushin di seluruh dunia.
Tahun 1994, mendapat penghargaan Pelatih Terbaik dari Pemerintah.
Tahun 1995, Mengikuti Kejuaraan Dunia Karate Terbuka ke 6 di Tokyo, Jepang.
Tahun 1999, bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Jadi Kabupaten Bekasi, mendapat penghargaan sebagai Pembina Olahraga Terbaik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, dan di tahun 2000 pada acara HAORNAS (Hari Olahraga Nasional) mendapat penghargaan sebagai Pelatih Terbaik.
Tahun 2001 adalah merupakan masa yang sulit, dimana dengan berat hati harus berpisah dalam organisasi dengan sahabat dan orang yang sangat dihormati dan dijadikan panutan, hal itu karena situasi dan kondisi yang menghendaki.
Hampir setiap malam merenung dan meminta kepada Tuhan YME untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan agar setiap langkah selalu di jalan-Nya. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka pada tanggal 9 Agustus 2001 didirikan International Karate Organization (IKO) Kyokushin-Kaikan Indonesia Rekan-rekan dari beberapa daerah memberikan dukungan dan perhatian atas berdirinya IKO Kyokushin-Kaikan Indonesia, diantaranya dari Jawa Tengah Bapak Drs Edianto Sudarmono, SE,MM,MBA, Bapak Agus Nurcahyo, SH (Alm), dari Jawa Barat Bapak Drs Damanhuri Husein, Senpai Yanto PH,S.Pd, Senpai Ir Priyanto M Joyosukarto, M.Eng, Senpai I Made Andri Wijaya, SE  dan masih banyak lagi yang lainnya, dari DKI Jakarta Senpai Dhani Iskandar, SE, Senpai Inin Pradara, Senpai Asep Suryana S, Senpai Yulius Palulungan, dari Kalimantan Selatan Sensei Marwan Sikumbang, kemudian Senpai Marudut Tampubolon, SH,MH, MM, Senpai Desmasa Wijaya (Aping), dari Kalimantan Timur Senpai Liangto, SH, dari Jawa Timur Sensei Fredy Yulianto (Alm), Senpai Agus Prihanto, Senpai Nyoto Sudibyo, dari NTB Senpai M Munzir MS. Untuk menyusun program kegiatan perguruan, maka dilaksanakan Rapat Nasional yang diikuti oleh perwakilan daerah dan dihadiri Ketua Dewan Penasehat, Bapak Irjen Pol (Pur) Prof DR Koesparmono Irsan, SH,SIK,MH,MA
Atas kerjasama para pelatih, pengurus, dan simpatisan untuk bekerja bersama-sama dalam mengemban dan mengembangkan perguruan, IKO Kyokushin-Kaikan Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup baik, walaupun didalam perjalanannya masih terdapat kekurangan – kekurangan, bahkan hambatan dan cobaan baik dari internal maupun eksternal.
Perpecahan ditubuh Kyokushin Internasional semakin terlihat, suratpun berdatangan dari Luar Negeri menawarkan/mengajak untuk bergabung, dan semua ditanggapi secara positif. Belum ada keputusan untuk bergabung kepada salah satu kubu. Setelah beberapa waktu yang cukup lama untuk mempelajari dan melihat perkembangan dunia internasional, maka memutuskan untuk mengadakan hubungan dengan All Japan Kyokushin Union, saat itu Direktur Jenderal Shihan Kazuyuki Hasegawa. Komunikasi pun terus berjalan.
April 2004, Atas dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari Bapak Drs. Edianto Sudarmono, SE, MM, dapat menghadiri undangan dari  International Karate Organization Kyokushin-Kaikan (IKOK) All Japan Kyokushin Union di Hongkong untuk mengikuti test menjadi anggota resmi All Japan Kyokushin Union dan teknik Karate Kyokushin untuk penyesuaian tingkatan yang dipimpin oleh Shihan Shigeru Tabata (Dirjen IKOK All Japan Kyokushin Union yang baru) dan Shihan Yashuhiro Shichinohe (Sekjen IKOK All Japan Kyokushin Union). Disamping mengikuti test, juga mendapat latihan teknik Karate secara khusus dan perwasitan.
Setelah mengikuti berbagai test, maka dinyatakan Lulus dengan hasil sangat memuaskan, dan resmi diangkat sebagai satu-satunya Ketua (Chairman) dan Perwakilan Negara (Country Representatif)  IKOK All Japan Kyokushin Union untuk Indonesia.
Ketika setelah kembali ke Tanah Air, seluruh pelatih/sabuk hitam diundang untuk mengikuti penyempurnaan teknik Karate Kyokushin selama tiga hari, yang kemudian kegiatan tersebut dijadikan kalender tetap tahunan perguruan yang disebut BBC (Black Belt Course).
Tahun 2007, Untuk pertama kalinya Direktur Jenderal IKOK All Japan Kyokushin Union Shihan Shigeru Tabata dan Sekretaris Jenderal, Shihan Yashuhiro Shichinohe datang ke Indonesia dalam rangka melihat secara dekat perkembangan Kyokushin Union di Indonesia. Selama di Indonesia para anggota sabuk hitam dari seluruh daerah mendapat latihan selama lima hari, dan dalam kesempatan itu pula sekitar 500 orang dari dojo-dojo yang berada di wilayah Jabodetabek mengikuti latihan di Cibubur
Januari 2008, Menguikuti Kejuaraan Dunia Karate Full Contact Terbuka di Okinawa Jepang. Atlet yang mewakili Kontingen Kyokushin Indonesia adalah, Ahmad Yani, Lucky MFZ, ST dan Rihen Ripelen. Indonesia masuk dalam 16 Besar Dunia atas nama Lucky MFZ, ST dari Bekasi, Jawa Barat.
Dalam kejuaraan dunia tersebut, mendapat tugas sebagai Dewan Pertimbangan yang terdiri dari 12 orang dari beberapa negara, sebelas diantaranya yaitu : Shihan Kazuyuki Hasegawa (Jepang), Shihan Daigo Oishi (Jepang), Shihan Yukio Okada (Jepang), Shihan Seiji Kanamura (USA), SWhihan Eddie Emin (Australia), Shihan Peter Von Rotz (Switzerland), Shihan Bas Van Stenis (South Africa), Shihan Jorge Buston (Panama), Roel Wildeboer (Netherland), Sensei Gheorghe Bradu (Romania), Sensei Soichi Tashiro (Hongkong). Hal ini adalah merupakan suatu kepercayaan dan penghargaan yang cukup besar dari IKOK All Japan Kyokushin Union.
Selama di Okinawa mendapat latihan teknik Karate Kyokushin  dari Shihan Daigo Oishi (Ketua Lembaga Kenaikan Tingkat) di Dojo Pusat, dan mengikuti test/ujian kenaikan tingkat DAN VII (Nana Dan), serta mengikuti seminar dengan para peserta dari perwakilan Kyokushin seluruh dunia yang dipimpin oleh Shihan Shigeru Tabata (Direktur Jenderal IKOK All Japan Kyokushin Union)



Sejarah singkat Kyokushin Karate

Kyokushin adalah aliran yang sangat terkenal baik di dalam maupun di luar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970-an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti "Kebenaran Tertinggi".

Kyokushin di Indonesia yang pertama kali didirikan oleh Shihan Nardi T. Nirwanto dengan nama Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia (PMKKKI) yang berpusat di Batu – Malang pada tahun 1967. Pada sekitar tahun 1972 berdiri organisasi Kala Hitam Kyokushinkaikan yang didirikan oleh Kancho Winta Karna dengan pusat di Medan. Selanjutnya pada tahun 1982 karena ketidak cocokan mengenai masalah organisasi dengan Shihan Nardi, berdiri Kyokushin Karate Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Shihan JB. Sujoto yang juga merupakan murid kepercayaan Shihan Nardi. Pusat perguruan Kyokushin Karate Indonesia berada di Semarang. Dan pada sekitar tahun 2001 sebagian anggota Kyokushin Karate Indonesia pimpinan Shihan JB. Sujoto juga mendirikan organisasi sendiri dengan nama IKO Kyokushinkaikan Karate-Do Indonesia yang di pimpin oleh Shihan MS. Dadang UB dengan pusat di Bekasi.

Namun demikian dari ke empat organisasi kyokushin yang ada, perbedaan dari semua itu hanyalah pada organisasinya saja, sedangkan kurikulum maupun materi latihannya serta isi keseluruhannya tetap sama dengan masih memakai standard Kyokushin Internasional.
Aliran ini menganut sistem full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah.

Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Dan adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Kyokushin didirikan oleh Sosai Matsutatsu Oyama yang dilahirkan pada tanggal 12 Juli 1923 di Qa Ryong Ri, Yong Chi Myo’n, Chul Na Do, Korea Selatan. Dilahirkan dengan nama Young Li (Hyung Ye), tetapi setelah berimigrasi ke Jepang memaksanya untuk memakai nama Jepang. Dia memilih nama Oyama yang berarti “Gunung Agung”.
Bertahan hidup sendiri pada usia semuda itu membuktikan lebih sulit dari yang dia kira. Terutama bagi pendatang Korea di Jepang. Selama mengikuti pendidikan dia mulai berlatih Tinju dan Judo. Suatu hari dia mendapat informasi mengenai Okinawa Karate. Dia tertarik dan mulai berlatih Karate di Dojo Universitas Takushoku Tokyo dibawah asuhan langsung Pelatih Gichin Funakoshi, yang sekarang dikenal dengan Shotokan Karate.

Perkembangan latihannya mengalami kemajuan yang sangat mengesankan. Pada usia 17 tahun mencapai sabuk Dan II dan pada usia 20 tahun mencapai sabuk Dan IV. Di satu sisi dia juga serius berlatih Judo, namun dalam perkembangannya tidaklah terlalu menggembirakan. Kemudian dia berhenti berlatih Judo setelah berlatih kurang lebih selama 4 tahun dan mencapai sabuk Dan IV.

Pada saat itu tahun 1943 Perang Dunia II tengah berlangsung dan dia kemudian memasuki Akademi Militer Butokukai Kekaisaran Jepang yang mempunyai spesialisasi dalam perang gerilya, spionase, dan ketrampilan ilmu beladiri individu. Belum sempat dia ditugaskan Perang Dunia II telah berakhir dengan kekalahan Jepang pada, ini merupakan penghinaan bagi dirinya sehingga dia harus keluar dari Akademi Militer dan menjadi pengangguran. Dalam masa ini kehidupannya menjadi kacau. Julukan “Trouble Maker” atau biang kerok dari setiap perkelahian di Tokyo melekat pada dirinya. Hingga dia harus sering keluar masuk tahanan. Dia pun menjadi incaran Polisi Militer Tentara Sekutu yang menduduki Jepang akibat sering terlibat perkelahian dengan tentara Sekutu (AS).

Pada saat itu dia melanjutkan latihan Karate dibawah asuhan Master So Nei Chu, seorang Korea yang tinggal di Jepang. Dimana Master So merupakan Ahli Goju Karate yang merupakan murid langsung dari Choyun Miyagi, pendiri Goju Karate. So Nei Chu memperbarui kondisi fisik dan jiwanya untuk dipersiapkan sebagai pemimpin Goju Karate di Jepang nantinya menggantikan Master Choyun Miyagi. Itulah mengapa Master So mendorong dia untuk menyepi, menempa kekuatan fisik, kemampuan teknik, dan jiwanya di pegunungan. Disertai oleh salah seorang murid Master So dia hidup menyepi dan terisolasi selama 6 bulan, tetapi murid tersebut tidak tahan dan diam-diam meninggalkannya. Hal itu malah membuatnya tambah giat berlatih sendiri untuk menjadi seorang Karateka terkuat di Jepang. Setelah 14 bulan Master So memberitahu bahwa dia tidak dapat lagi membantunya, sehingga memaksa Oyama turun gunung. Kemudian di tahun 1947 setelah turun gunung dia mencoba kemampuannya di Kejuaraan Seni Bela Diri Jepang Divisi Karate, dan dia memenangkannya.

Namun demikian dia merasakan kegalauan setelah kesepian selama 3 tahun, hingga akhirnya dia memutuskan untuk totalitas mengabdikan seluruh hidupnya pada Karate. Ini juga berangkat dari keprihatinannya melihat karate yang berkembang lebih mirip sebagi tarian. Untuk itu ia berobsesi ingin menjadikan Karate sebagai teknik seni beladiri murni. Dia kemudian memulai lagi meyepi di Pegunungan Kiyozumi di Chiba Prefecture (Distrik). Dia memilih tempat ini untuk meningkatkan semangatnya sebagaimana telah dilakukan oleh Master Zen, seorang Pendeta Budha dan tokoh Seni Beladiri. Dia berlatih 12 jam sehari setiap hari tanpa istirahat. Berdiri tegak di bawah hantaman air terjun pegunungan, memecahkan batu kali dengan tangannya, menggunakan pohon sebagai sasaran tinjunya, dan berlari melompati ranting-ranting pohon ratusan kali setiap hari. Setelah 18 bulan dia merasa cukup percaya diri dan dapat mengendalikan dirinya sepenuhnya dia memutuskan untuk kembali turun gunung.

Di tahun 1950 Sosai Oyama mulai menguji kekuatannya pada sapi di tempat penyembelihan sapi. Pada awalnya mengalami kegagalan sehingga menyebabkan sapi tersebut lepas dari ikatannya dan mengamuk memporak porandakan apa saja di tempat penyembelihan tersebut. Pemilik rumah penyembelihan tersebut tidak marah dan memaklumi kegagalan Masutatsu Oyama, karena dari awalnya ia tidak yakin Masutatsu Oyama bisa membunuh sapi dengan kepalan tangannya. Melihat kegagalan tersebut Masutatsu Oyama berlatih lagi dengan keras untuk meningkatkan kekuatannya, dan mencobanya lagi. Kali ini ia berhasil. Kemudian ia tercatat beberapa (52) kali malakukan demonstrasi bertarung dengan sapi. Beberapa di antaranya terbunuh dalam singkat dan beberapa di antaranya dipatahkan tanduknya. Namun demikian ia pernah cidera dan hampir terbunuh dalam demonstrasi di Mexico tahun 1957 pada usia 34 tahun yang mengakibatkannya harus dirawat dan istirahat selama 6 bulan untuk memulihkan kekuatannya kembali. Setelah apa yang dilakukan Masutatsu Oyama ini banyak mendapat kecaman dari kelompok penyayang binatang barulah ia menghentikannya.

Dalam Dojo Oyama Kumite memakai sistem full body contact, dimana diperbolehkan memukul dan menendang sekeras-kerasnya sampai lawan terjatuh atau KO. Dengan beberapa larangan antara lain memukul kepala, leher, selangkangan (kemauan) , menangkap atau memegang (lebih 3 detik) dan membanting tidak diperbolehkan, menendang kepala diperbolehkan. Ronde dalam Kumite tidak terbatas dan terus berlangsung sampai salah satu kalah atau terjatuh KO. Itulah mengapa angka droup outnya sangat tinggi sekali, mencapai 90 %.
Permulaan Kyokushin, Dojo Pusat seluruh dunia (Honbu) resmi dibuka pada bulan Juni 1964, dan resmi memakai nama “Kyokushin” yang berarti “Puncak kebenaran/ segala-galanya”. Kemudian Kyokushin menyebar ke lebih dari 120 negara dengan anggota terdaftar lebih dari 12 juta (1998), dan menjadikannya organisasi seni beladiri terbesar di dunia. Beberapa pemegang sabuk hitam terkenal antara lain Aktor Sean Connery (Dan I Kehormatan), Aktor Dolph Lundgren (Dan III, Juara Kelas Berat), Presiden Nelson Mandela (Dan VIII Kehormatan), dan yang terakhir Perdana Menteri Australia John Howard (Dan V Kehormatan). Namun sayang sekali pada tanggal 26 April 1994 Masutatsu Oyama wafat karena menderita Kanker Paru-paru walaupun bukan perokok. Ketika masih dalam perawatan sebelum meninggal dan dalam kegalauan Masutatsu Oyama menunjuk Shihan Akiyoshi Matsui (Dan VIII) sebagai penggantinya untuk memimpin Organisasi. Ternyata hal ini menimbulkan masalah baru karena berbagai kepentingan politik dan ekonomi, terutama bagi para senior Shihan Akiyoshi Matsui. Sehingga akhirnya Kyokushin melahirkan beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok saling mengklaim dirinyalah yang paling benar dan berhak mewarisi Kyokushin dari Sosai Masutatsu Oyama. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya dipimpin oleh Shihan Yukio Nishida dan Shihan Keiji Senpei yang mendirikan International Karate Organization Kyokushinkaikan yang bermarkas di Sinjuku Tokyo, yang sekarang lebih dikenal dengan IKO 2. Dan yang terakhir Shihan Yoshikazu Matsushima dan Shihan Nobuhito Tezuka dari Jepang serta Shihan John Taylor dari Australia mendirikan International Karate Organization Kyokushinkaikan yang bermarkas di Chiba Jepang, atau yang lebih dikenal dengan IKO 3. Kelompok Shihan Akiyoshi Matsui sendiri selanjutnya lebih dikenal sebagai IKO 1 dan bermarkas di Honbu lama di Ikebukuro Tokyo. Sebelum itu pada tahun 1991 Hanshi Steve Arneil dari Inggris juga memisahkan diri dengan IKO 1 dan mendirikan International Federation Karate (IFK) yang berpusat di London Ingggris. Selain itu banyak dari murid Sosai Masutatsu Oyama yang akhirnya memisahkan diri dari induknya dan mengembangkan sendiri dengan tetap menjaga teknik asli Kyokushin dan mengembangkan teknik sendiri seperti Shigeru Oyama di Amerika Serikat yang mendirikan World Oyama Karate (WOK) pada tahun 1981, Hideyuki Ashihara pada tahun 1980 mendirikan Ashihara Karate International (AKI), Tadashi Nakamura pada tahun 1976 mendirikan World Seido Karate Organization (WSKO), Yoshiji Soeno pada tahun 1981 mendirikan World Karate Association Shidokan (WKAS)